MUSI BANYUASIN, Serigalapos.com–Kantor Kepala Desa (Kades) Bero Jaya Timur, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA), Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL), menjadi sorotan setelah beredar pemberitaan di beberapa media online dan media sosial yang menyebutkan kantor tersebut kosong tanpa pegawai. Menanggapi hal ini, Kepala Desa Bero Jaya Timur, Sidarto, memberikan klarifikasi lengkap pada Senin (26/5/2025) di Sekayu.
Sidarto menjelaskan bahwa insiden tersebut berawal dari kedatangan beberapa orang yang mengaku sebagai wartawan dari Palembang ke kantor desanya. Ia menegaskan bahwa kejadian itu hanyalah miskomunikasi.
"Sebenarnya hal itu hanya sekadar miskomunikasi saja. Memang saat itu saya lagi tidak berada di Kantor, Saya sedang ada Pekerjaan di luar, namun kantor Desa buka. Ada beberapa orang perangkat desa ataupun lembaga desa yang piket sedang Mengikuti Senam ‘’jum’at Bersih dan Sehat’’ yang berlokasi beberapa meter dari kantor yang Merupakan Kegiatan Rutin Pemerintah Desa,"jelas Kades Sidarto.
"Ada pula yang sedang Gotong Royong ,ada yang Survey harga pasar untuk Kepentingan indeks Perkembangan Harga (IPH) di karenakan kondisi saat itu sedang mati lampu dan Kebetulan tidak ada masyarakat yang datang membutuhkan Pelayanan, Perangkat Desa mengambil inisiatif untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan di luar Kantor, bukan belum datang atau kosong seperti yang diasumsikan pemberitaan itu, logika saja Pintu kantor sudah terbuka," sambung Kades Sidarto kepada awak media.
Kronologi Miskomunikasi dengan Oknum Wartawan
Sidarto melanjutkan, beberapa jam setelah kunjungan ke kantor desa, salah seorang yang mengaku wartawati menghubungi dirinya via WhatsApp, mengirimkan video dan narasi berita. Namun, belum sempat Kades memberikan penjelasan, terjadi miskomunikasi dengan istrinya.
"Beberapa jam kemudian setelah dari Kantor Desa, salah satu dari mereka menghubungi saya via WhatsApp, namun belum sempat memberikan penjelasan atas hal yang disampaikan terjadi miskomunikasi dengan istri saya," ujarnya.
Ia juga menceritakan sebelum kedatangan rombongan wartawan dari Palembang, dirinya juga saat di rumahnya dikunjungi oleh tiga wartawan yang memang bertugas di Muba dan dalam pertemuan itu semua berjalan dengan baik, meskipun mereka ada juga saran atau kritik tetap hangat dan akrab.
"Sebelum rombongan Wartawan dari Kota Palembang, datang ke rumah saya, sebenarnya ada juga tiga orang wartawan bertugas dalam wilayah Kabupaten Muba, tidak ada sedikitpun masalah apa pun, kami bercengkrama berdiskusi dan bahkan mereka menyampaikan gagasannya untuk membangun Desa Bero Jaya Timur ke depannya lebih baik lagi," lanjut Sidarto.
Kades Bero Jaya Timur Sidarto menegaskan bahwa dirinya sebagai kepala desa tidak pernah menutup diri, selalu terbuka baik kepada rekan media maupun masyarakat untuk menerima masukan atau kritik atas kebijakan yang dibuat.
"Saya tidak pernah menutup diri kepada pihak manapun, terbuka saja terhadap masyarakat desa maupun pihak-pihak dari eksternal seperti rekan media ataupun lembaga dan organisasi kemasyarakatan. Selaku Kades selalu terbuka baik memberikan masukan atau kritik, semua diakomodir," tegasnya.
Klarifikasi Istri Kades: Epi Bantah Menuduh Wartawan "Penipu".
Epi Yuliana S.H., M.H., istri Kades Sidarto, juga memberikan tanggapan dan klarifikasi atas pemberitaan di media online dan media sosial. Ia membantah keras tuduhan bahwa dirinya menuduh wartawan "penipu".
"Saya tidak ada mengatakan ataupun menuduh wartawan penipu. Yang saya katakan "nanti kamu mau nipu", bukan menuduhnya sebagai "penipu"," jelas Epi.
Ia menambahkan bahwa pernyataannya dilatarbelakangi oleh maraknya kasus penipuan belakangan ini yang dilakukan oknum-oknum mengatasnamakan institusi Polri, wartawan, ataupun perusahaan swasta.
"Oleh karena yang menghubungi suami saya mengaku wartawan maka saya minta ia kirim ID Card medianya, lalu dia kirimkan ID Card itu. Sedikit mengherankan saya apakah memang dibolehkan wartawan yang tugasnya di kota Palembang meliput di Kabupaten Muba?" tanya Epi, menyoroti lingkup kerja jurnalis.
Lebih jauh, ia mengamati masa aktif ID Card yang dikirimkan oleh oknum tersebut tertera berlaku 26 Maret 2024/2025, yang berarti telah berakhir. Puncaknya, ia terkejut saat mencoba memeriksa website media yang tercantum di ID Card tersebut.
"Saya benar-benar kaget saat mengkroscek website dengan pencarian Google, namun web media yang tertera di ID Card-nya tidak ditemukan, bahkan yang muncul media-media lain," tutur Epi.
Epi juga menyesalkan sikap oknum yang ngaku wartawan tersebut yang terus-menerus menghubungi suaminya dengan berbagai pesan atau telepon WhatsApp, padahal berita sudah mereka naikkan menurut versi mereka.
"Saya sesalkan juga sikapnya terus-menerus menghubungi suami saya, dengan berbagai pesan, padahal sudah ia beritakan menurut versinya, entah apa tujuan pastinya," tegas Epi.
"Dan hal ini akan saya laporkan ke Dewan Pers karena disamping pemberitaannya hanya klaim sepihak tidak berimbang, juga tentang legalitasnya selaku jurnalis. Karena menurut pandangan saya hal ini penting agar permasalahan ini tidak merusak hubungan saya dengan rekan jurnalis, baik selaku pribadi maupun dalam menjalankan profesi yang selama ini terjalin dengan baik," ucap Epi mengakhiri keterangannya, menunjukkan keseriusannya dalam menjaga etika profesi.
Tanggapan Jurnalis Muba: Bantah Adanya Ancaman dan Intimidasi Terhadap Wartawan
Salah seorang jurnalis Muba, Apri, turut menanggapi klaim pemberitaan mengenai adanya intimidasi via telepon terhadap wartawan berinisial LY.
Apri menegaskan bahwa keterangan tersebut tidak benar, bahkan justru oknum LY yang memberikan ancaman.
"Saya menyaksikannya secara langsung saat LY berhubungan via telepon WhatsApp dengan rekan kita wartawan Muba. Sebetulnya tujuan awalnya untuk berkomunikasi terkait adanya sedikit permasalahan miskomunikasi antara LY dengan istri Kades Bero Jaya Timur, namun di tengah pembicaraan LY dengan nada meninggi terus sehingga tak terjadi komunikasi yang baik dan telepon diputuskan rekan kita karena percuma bicara dengan orang mengedepankan ego dan emosinya," papar Apri.
Apri sangat Menyayangkan Kejadian Tersebut.
"Semestinya sesama profesi jurnalis menjalin komunikasi yang baik meskipun ada perbedaan pandangan ataupun pendapat, itu kan hal biasa. Bukankah kita yang profesi wartawan harus selalu mengedepankan etika dan profesionalitas dalam menjalankan tugas serta saat berkomunikasi dengan pihak manapun hendaknya dengan bahasa yang baik, bukan dengan kata-kata makian ataupun kata-kata yang tak enak didengar," katanya.
"Bew ngeri saya dengarnya sampai-sampai alat kelamin rekan kami mau dipotong, itu sebenarnya siapa yang melontarkan ancaman?.. Saya rasa tidak ada sedikitpun pengancaman atau intimidasi yang disampaikan rekan kami itu lumrah-lumrah saja," sesal Apri.
Apri berharap dengan adanya klarifikasi ini tidak ada lagi polemik dan semua fakta telah dijelaskan. Ia juga mengajak masyarakat, baik di Bero Jaya Timur maupun Muba secara umum, agar tidak terpancing oleh isu-isu yang belum tentu kebenarannya.
"Mari kita bersinergi untuk mewujudkan Muba Maju Lebih Cepat," ajak Apri kepada warga Muba. (Tim)
Posting Komentar untuk "Kades Bero Jaya Timur Beri Klarifikasi Isu Kantor Kosong: Jurnalis Muba Bantah Adanya Intimidasi Terhadap Wartawan"